Simantap-News
Istirahat makan siang bagi seorang pegawai kantoran adalah jam-jam dimana mereka mencoba menjernihkan pikiran sementara dari penatnya bekerja. Kira-kira bagaimana perbedaan seorang CEO alias Chief Executive Officer dan seorang karyawan dalam memilih menu makan siang? Youtuber sekaligus penulis buku yang sudah terkenal Raditya Dika mencoba untuk membandingkan makan siang antara kedua orang ini. Bagaimana kelanjutannya? Mari kita simak.
CEO tersebut bernama Pak Andhika. Pak Andhika memimpin sebuah content agency yang menyajikan berbagai macam konten yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. Kesehariannya pun bisa dibilang cukup sibuk. Mulai dari rapat internal hingga membalas beberapa email atau surel elektronik dari orang - orang yang ingin menggunakan jasanya. Sedangkan, karyawan yang akan menjadi contoh adalah Anya. Seorang wanita yang bekerja di sebuah coworking space. Dirinya bertuga suntuk mengatur orang - orang yang akan menggunakan coworking space di daerah Jakarta Selatan ini. Keseharian Anya juga bisa dibilang lumayan sibuk karena harus mengatur jadwal orang - orang yang ingin menggunakan beberapa ruangan tersebut.
Referensi pihak ketiga - pastiseru.com
Ketika
jam makan siang. Pak Andhika memilih untuk berjalan kaki dan melihat -
lihat makanan yang ada di sekitar kantornya yang memang berada di daerah
perumahan. Dengan santai dirinya berjalan kaki menyambangi beberapa
warung makan yang ada di pinggir jalan. Di sisi lain, Anya juga pergi
dengan bosnya untuk makan siang dengan menggunakan mobil. Anya dan
bosnya akan makan di restoran yang cukup dikenal di bilangan Jakarta
Selatan. Ketika ditanya apakah mereka pernah membawa bekal untuk makan
siang, Pak Andhika menjawab dirinya membawa bekal jika dibuatkan oleh
mertua. Namun, hal itu sangat jarang terjadi. Anya pun berkata dirinya
tak pernah membawa bekal ke kantor.
Referensi pihak ketiga - pastiseru.com
Tak
butuh waktu lama Pak Andhika sampai di sebuah warung kecil pinggir
jalan. Ketika ditanya ingin makan apa siang itu, Pak Andhika dengan
singkat menjawab hanya ingin makanan yang berkuah saja. Sederhana sekali
kemauan Pak Andhika ini. Dengan cepat sang pemilik warung makan
menyendok nasi dan memilihkan lauk sesuai pesanan Pak Andhika. Pak
Andhika hanya memesan lauk kerang, ikan asin, tempe dan sayur bayam. Di
sisi lain Anya dan bosnya memesan berbagai macam penganan mulai dari
udang, daging sapi, daging bebek hingga beberapa sayuran matang. Ketika
di tanya biasa makan siang dengan siapa dan apa topik yang mereka
bicarakan ketika makan siang. Mereka menjawab dengan cara yang berbeda.
Anya menjawab dirinya biasa ngobrol tentang hal di luar kantor.
Sedangkan, Pak Andhika biasanya membicarakan tentang kantor dan jarang
sekali membicarakan permasalahan pribadi.
Referensi pihak ketiga - pastiseru.com
Lagi
- lagi alasan sederhana dilontarkan Pak Andhika ketika di tanya kenapa
memilih untuk makan di warung tersebut. Dengan santainya Pak Andhika
menjawab di tempat tersebut banyak pilihan makanan. Sedangkan Anya yang
memilih makan di restoran mahal karena hari itu merupakan awal bulan dan
dirinya ingin memberikan semacam penghargaan atas dirinya sendiri. Pak
Andhika pun ketika ditanya apakah tidak malu jika makan di pinggir jalan
dan nanti ditertawakan oleh anak buahnya. Dengan santai Pak Andhika
memberikan wejangan. “Jangan sampai uang mengubah kita. Menurut saya,
uang itu seperti amunisi. Dipakai sama nggak dipakai terserah dari kita
sendiri. Nggak usah terlihat kaya di depan orang lain. Esensi kaya kan
yang penting hidup kita cukup”.
Referensi pihak ketiga - pastiseru.com
Ketika di total - total. Pengeluaran makan Pak Andhika hanya 10 Ribu Rupiah sedangkan pengeluaran Anya 670 Ribu Rupiah untuk sekali makan. Pak Andhika mengajarkan kita untuk sederhana. Seberapa besar kekayaannmu jangan sampai kekayaan tersebut mengendalikan dirimu sendiri. Setuju deh pak !
Sahabat UCers, mari kita belajar dari bapak Andhika ini ya..
Sumber: pastiseru.com/detail/phk97uqGaM
BERITA TERKAIT LAINNYA




